Ikatan Ion
IKATAN ION
Bapak suka menuliskan dua contoh senyawa.
“ C18H24O6 dan C19H28O6 “
Bapak lalu
bertanya, “Apa yang membedakan kedua senyawa itu?” “Jumlah atom C dan atom H,” jawab
siswa yang pintar.
Itu betul
sekali. Tapi, mereka
tidak tahu tentang
molekul-molekul yang bapak tuliskan.
Gambar 1. Struktur hormon estrogen pada wanita (Sumber: belajaraktif.com)
Lalu bapak menjelaskan,
“Yang pertama adalah estrogen yaitu hormon yang bertanggung jawab atas sifat kewanitaan. Sedangkan
yang kedua adalah testosteron yaitu hormon yang bertanggung
jawab atas sifat kelaki-lakian” Hal yang menarik di sini adalah adanya interaksi antara C, H, O yang sedikit beda
jumlah atom bisa menyebabkan perbedaan jenis
kelamin.
Mirip, tapi sama sekali
berbeda, bukan?
Bayangkan! ikatan kimia antar 118 atom unsur dalam SPU bisa
menghasilkan berapa milyar senyawa
yang berbeda? Mengapa
mereka saling berinteraksi? Bagaimana mereka saling
berinteraksi?
Yuk ikutin pembahasan ikatan kimia pada modul ini, semangat …!
1.
Kestabilan unsur-unsur
Unsur-unsur dialam umumnya tidak stabil sehingga
ditemukan dalam bentuk senyawanya. Atom-atom
unsur tersebut saling berikatan membentuk
molekul unsur atau molekul senyawa,
untuk mencapai keadaan yang lebih stabil.
Gas
mulia merupakan unsur golongan VIII A dan bersifat inert. Hal ini karena gas mulia sulit bereaksi dengan atom unsur
lainnya. Di alam, gas mulia berada sebagai atom
tunggal. Atom-atom gas mulia bersifat stabil karena kulit terluarnya terisi penuh oleh
elektron. Perhatikan Tabel 1
konfigurasi elektron gas mulia.
G.N.
Lewis (Amerika) dan W. Kossel (Jerman) menjelaskan bahwa kestabilan suatu atom unsur dalam ikatan kimianya, terkait
dengan upaya atom unsur tersebut untuk memiliki
konfigurasi elektron seperti
gas mulia terdekat.
-
Dikemukakan bahwa jumlah elektron
pada kulit terluar dari dua atom yang berikatan
akan berubah sedemikian rupa sehingga konfigurasi elektron kedua atom tadi sama dengan konfigurasi elektron
gas mulia yaitu mempunyai 8 elektron pada kulit terluarnya. Pernyataan ini
disebut aturan oktet
-
Unsur-unsur dengan nomor atom kecil seperti
H dan Li, stabil dengan 2 elektron
valensi seperti He, disebut aturan
duplet
Suatu atom dapat mencapai kestabilan konfigurasi elektron gas mulia dengan cara melepaskan elektron, menangkap elektron, atau berbagi elektron.
Contoh:
-
Unsur natrium, 11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1
, mempunyai elektron valensi satu, sesuai kaidah oktet
unsur ini akan stabil dengan cara melepaskan 1e tersebut membentuk ion Na+
Na → Na+ + e
1s2 2s2 2p6 ( sama dengan konfigurasi
elektron 10Ne )
-
Unsur 13Al : 1s2 2s2 2p6 3s2
3p1 , mempunyai elektron valensi tiga,
sesuai kaidah oktet unsur ini akan stabil dengan cara melepaskan 3e tersebut membentuk
ion Al3+ .
Al → Al3+ + 3e
1s2 2s2 2p6 ( sama dengan konfigurasi
elektron 10Ne )
-
Unsur 8O : 1s2 2s2
2p4 , mempunyai elektron valensi 6,
sesuai kaidah oktet unsur ini akan stabil
dengan cara menyerap 2e membentuk ion O2- .
O + 2e → O2-
1s2 2s2 2p6 ( sama dengan konfigurasi elektron 10Ne )
-
Unsur 17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2
3p5 ,
mempunyai elektron valensi
7, sesuai kaidah oktet unsur ini akan stabil dengan cara menyerap 1 elektron membentuk
ion Cl-
Cl + e → Cl-
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 ( sama dengan konfigurasi elektron 18Ar )
Jadi
unsur logam akan melepaskan elektron valensinya membentuk ion positif (+), sedangkan
unsur nonlogam akan menangkap elektron
membentuk ion negatif
(-)
2.. Pembentukan ikatan ion
Gambar 3. Unsur-unsur
pembentuk anion dan kation (Sumber : Masterton, Hurley, 2010)
3. Sifat fisis senyawa ion
Sifat fisis senyawa ion ditentukan oleh gaya elektrostatis yang kuat antara ion positif dan negatif senyawa tersebut. Dalam fase padat, membentuk struktur kristal. Contoh Susunan ion-ion Na+ dan Cl- yang membentuk struktur kristal NaCl. Setiap ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl- dan setiap ion Cl- dikelilingi oleh 6 ion Na+.
Gambar 4. Ilustrasi struktur kristal NaCl (Sumber : Setiyana,
2015)
Beberapa sifat fisis senyawa ion lainnya adalah :
a.
Bersifat keras tetapi rapuh
Jika senyawa ion dikenakan suatu energi,
misalnya dipukul menggunakan palu, lapisan
yang terkena pukulan akan bergeser. Ion-ion yang muatannya sama akan saling menolak.
Tolak-menolak antar ion inilah yang menyebabkan kekuatan
ikatan ion akan berkurang sehingga
senyawa ion bersifat
mudah rapuh. Perhatikan ilustrasi berikut:
Gambar 5. Ilustrasi sifat rapuh senyawa ion (Sumber : Setiyana, 2015)
b. Mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi.
Ikatan ion antara kation dan anion sangat kuat. Untuk memutuskan ikatan ion diperlukan
energi yang cukup besar. inilah penyebab senyawa ion mempunyaititik didih dan titik leleh yang cukup tinggi. Contohnya : NaCl mempunyai titik leleh 801 oC dan titik didih 1.465 oC.
c. Larut dalam pelarut
air, tetapi umumnya
tidak larut dalam pelarut organik.
d. Bersifat konduktor listrik
Tidak menghantarkan listrik pada fase padat, tetapi menghantarkan listrik
dalam fase cair (lelehannya) atau jika larut dalam air.
Komentar
Posting Komentar